Hipokrit

Halo! Apa kabar? Sehat?
Sudah memasuki akhir tahun niat menulis masih setengah-setengah saja. Hah!

Yah sebenarnya sih sudah mencoba "sok" menghasilkan dengan menulis di salah satu media ternama, tapi apa daya tulisan-tulisanku terlalu banyak hate speech content, yah maklum, otakku cuma berisi umpatan, wkwk.

Pria Dengan Potongan Telapak Kaki

Aku tidur di beranda bersama seseorang, tempat yang sangat asing, tapi wajah di pelukanku ini tidak. George! Dipikiranku terlintas bahwa kami ini sudah menikah. Aku pun semakin larut dalam pelukannya. Entah sejak kapan aku terlelap dan ketika aku bangun ada yang berteriak, "hey, bangun dan berdandanlah." Dari kejauhan samar-samar aku melihat George dengan balutan baju daerah. "Ah, tampannya", gumamku. Aku bergegas masuk ke salah satu ruangan di sana dan sepertinya aku masuk ke dalam bayangan masa kecilku.

Tentang Pertanyaan, "Kapan Menikah?"

Apa yang kamu pikirkan jika mendengar tentang pernikahan? Apakah pernikahan itu adalah sebuah tujuan akhir? Apakah pernikahan itu menjamin kebahagiaan? Bahagia? Selamanya?
Ah, omong kosong. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Karena kesempurnaan hanya milikNya.

Janji

Lagi, lagi dan lagi. Lagi lagi aku menelan kekecewaan. Hah! Sialan! Aku benci kamu! Ya! Kamu! Datang, pergi, menghilang lalu muncul lagi. Jangan perlakukan aku seolah-olah aku akan selalu memaklumi!

Hubungan

Entah, bagiku, hubungan antar manusia itu merepotkan. Memang, manusia itu adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya orang lain. Jelas, kita makan nasi, nasi dari beras, beras dari padi dan itu jasa petani. Dari awal kehidupan sampai akhir hayat pun kita memerlukan bantuan orang lain.

Ketika Anjing Menggonggong

Dimanakah kemuliaan seorang wanita saat ini?

Kemanakah harga diri dan rasa malunya?

Apakah demi sebuah pujian mereka rela mengumbar bagian-bagian tubuhnya?

KENAPA?

Kenapa mereka seperti itu?

Aku sebagai wanita merasa tersakiti.

Benci

Di sini aku duduk termenung seorang diri.
Memikirkan banyak hal.
Sebagian besar tentang kamu.

Bagaimana kabarmu? 

Apa harimu menyenangkan? 

Apa yang sedang kamu pikirkan? 

Apakah kamu masih sibuk dengan pemikiran-pemikiranmu? 

Apa salah satunya itu tentang aku?

Tentang Tuhan

Sudah lama aku ingin menuliskan ini. Tapi hal-hal yang ingin aku tuliskan ini terlalu sensitif, terutama bagi kaum-kaum ekstrimis. Jadi, sebelumnya aku sebagai penulis mohon maaf apabila hal-hal yang tertulis disini kurang berkenan.

Maafkan aku, Tuhan. Maafkan makhluk ciptaanMu yang bodoh ini.