Cari Artikel

Minggu, 01 Januari 2017

Tentang Tuhan

Sudah lama aku ingin menuliskan ini. Tapi hal-hal yang ingin aku tuliskan ini terlalu sensitif, terutama bagi kaum-kaum ekstrimis. Jadi, sebelumnya aku sebagai penulis mohon maaf apabila hal-hal yang tertulis disini kurang berkenan.

Maafkan aku, Tuhan. Maafkan makhluk ciptaanMu yang bodoh ini.

Tuhan. Aku seratus persen yakin akan keberadaanNya. Aku percaya Tuhan, aku percaya hukum karma, aku percaya adanya kehidupan dan kematian. Surga dan neraka? Oh, mungkin maksudnya dimensi lain. Sama halnya seperti masa lalu dan masa depan. Tapi, bagaimana dengan agama? Jika memang Tuhan itu satu, kenapa masing-masing agama seperti memiliki Tuhannya sendiri?

Tuhan itu satu 
Tuhan itu Maha Benar 
Karena itulah Tuhan tidak perlu dibela

"Jika dengan Tuhannya saja tidak setia, apalagi dengan ciptaanNya?"

Ada beberapa orang berpendapat demikian. Jadi, kalian tahu apa maksudnya? Seolah-olah Tuhan itu ada yang milikku, ada yang miliknya, seperti mengatakan bahwa Tuhan itu banyak. Lain halnya dengan manifestasi. Tuhan yang diberikan nama sesuai dengan fungsinya. Pencipta, pemelihara dan pelebur. Jadi apa Tuhan itu benda yang memiliki fungsi? Tapi itulah kekuasaanNya.

Lalu ada juga yang menggambarkan Tuhan dalam bentuk manusia. Apakah itu adalah titisanNya? Bukan seseorang yang memang diciptakan dengan "kelebihan" untuk membuktikan kemahakuasaanNya? Bukankah Tuhan mengirimkan seseorang, bahkan beberapa orang pada setiap agama untuk menyampaikan ajaranNya? Tapi, kenapa harus terbagi-bagi? Apa mungkin sebenarnya hanya satu, tapi sengaja dibagi karena ada maksud tertentu? Entah.

Bagaimana dengan kitab suci? Apa yang kalian baca itu memang benar adanya? Maksudku, apakah isinya sesuai dengan apa yang dibisikkan oleh Tuhan melalui orang-orang yang dikirimkanNya? Bukan diubah-ubah oleh orang-orang yang mempunyai maksud tertentu? Entah. Tidak ada yang tahu.

Memang benar, tidak ada satu pun agama yang mengajarkan sesuatu yang tidak baik. Tapi, seperti yang aku tuliskan sebelumnya. Kenapa masing-masing agama saling menjaga umatnya agar tidak berpindah keyakinan? Bahkan menyentuh sesuatu yang berbau agama lain pun tidak baik hukumnya (baca : hanya berlaku pada kaum-kaum ekstrimis).

Sampai-sampai ada tulisan-tulisan yang berjudul: hukum pindah agama menurut agama A, B, C, D, E, F 

Seolah-olah mengancam. Tidak, tidak, menurutku lebih mirip sugesti. Jika aku begitu, maka aku akan begitu.

Kenapa perbedaan diciptakan? Tidak, lebih tepatnya, kenapa dari sekian banyak perbedaan, kenapa ada perbedaan agama? Jika memang kita orang baik yang senang menolong sesama, apakah niat itu hilang seketika hanya karena adanya perbedaan agama? Bukankah semua agama mengajarkan kita untuk saling mengasihi sesama? Bukan sesama agama, tapi sesama manusia, bahkan semua ciptaanNya.

Mungkin mereka (baca: kaum-kaum ekstrimis) tidak pernah hidup di dalam keberagaman. Aku yang sedari kecil sudah tinggal di tengah-tengah perbedaan saja tidak pernah merasakan konflik yang mengatasnamakan agama. Ya, kami ada, kami hidup bersama dan keharmonisan kami tetap terjaga.

Aku menulis ini bukan berarti aku membela ataupun memojokkan suatu agama tertentu. Tapi cobalah untuk mengambil sisi positifnya. Kita hidup bersama di atas tanah dan beratapkan langit yang sama. Tuhan itu ada dan kita sama-sama mempercayainya. Beliau menciptakan perbedaan agar kita bisa saling menghargai satu sama lain. Kita ini hidup dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing, kita ini hidup untuk saling melengkapi. Karena kita manusia bukanlah makhluk sempurna, yang sempurna itu hanya Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar