Cari Artikel

Rabu, 23 November 2016

Aku dan Kalian Sama Gilanya

Mati, mati dan mati
Aku ingin sekali mati
Mati tidaklah mati
Hanya pindah dimensi
Itu yang aku percayai

Berkali melawan diri
Perasaan ini
Pikiran ini
Beban ini
Tiada henti
Silih berganti
Lagi dan lagi

Dalam sunyi
Tiada yang peduli
Sendiri dan menanti
Kapan mati

Sulit aku untuk memahami diriku sendiri. Apa aku gila? Apa aku kurang waras? Hanya? Cih! Muncul sesekali. Kadang tersamar. Terlihat normal. Jelas itu yang aku inginkan dalam arti sebenarnya.

Mencari nafkah, makan, minum dan tidur sendiri itu sudah biasa. Aku bukan bayi. Aku tidak pernah meminta, mengerjakan sendiri, berusaha sendiri, menghadapi masalah dan menyelesaikan sendiri. Seolah tidak butuh orang lain. Atau jangan-jangan memang tidak ada orang lain.

Apa yang salah?
Aku?
Atau dia?
Mereka?

Setan!

Tinggal bersama dengan orang lain, tidak, masih satu rahim. Tapi aku seperti makhluk asing. Tidak pernah ada, tidak pernah dianggap. Semua mementingkan dirinya sendiri.

Aku kira aku itu lemah.
Mereka, para lelaki.
Yang katanya kuat secara fisik dan mental.
Lemah! Kalian lemah!
Tidak ada panutan di rumah ini.
AKU KECEWA!

Aku enggan berbicara. Pendapatku tidak pernah didengar. Diinjak-injak dan selalu disalahkan. Terlalu jujur dan terlalu nyata untuk dilihat mata telanjang. Aku tahu lawan bicaraku tidak akan pernah bisa menerimanya. Karena mereka merasa LEBIH TUA! Dan aku hanya bocah ingusan. Dianggap remeh. Dianggap gagal. Dianggap aneh. Bahkan ketika berhasil pun mereka tidak pernah bangga dan terus saja membandingkan.

Hanya berteori. Banyak bicara tapi minim tindakan nyata. TIDAK BERGUNA!

Cinta?
Apa itu cinta?
Menambah beban saja.
Teman?
Apa itu teman?
Apa mereka makhluk nyata?
Atau hanya ilusi?
Apa mereka memperlakukanku sesuai apa yang telah aku lakukan kepada mereka?
Entah.
Sebagian besar sama.
Cih!

Jaman sekarang semua orang hanya mengejar eksistensi. Tidak bisa bergaul sedikit fatal akibatnya. Akhirnya? Dikucilkan, kalaupun tidak, pasti cuma dimanfaatkan. Sampah! Tidak ada yang sejati. Kalau pun ada, kemungkinannya pun sangat kecil. Satu diantara seribu orang. Sisanya kadang muncul kadang hilang. Kadang lenyap sama sekali. Kenapa tidak mati saja sekalian?

Seratus persen kepercayaanku kepada mereka hilang seketika.

Kalian itu gila.
Tapi aku lebih gila.
Karena aku terlalu memikirkan kalian yang gila.

Gila.

Hah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar