Cari Artikel

Sabtu, 29 Oktober 2016

False Awakening

Bau hairspray menyeruak. Suasana semakin memanas. Bersatu dalam kerumunan. Entah kawan atau lawan. Alunan musik punk semakin menggila. Menyiratkan gairah masa muda.

Suara bising itu tak menggairahkan lagi. Ang terdiam, di sudut lapangan. Ia tak lagi bersemangat. Orang-orang sibuk berpogoria. Tarian yang begitu memacu adrenalin. Tersungkur hingga badan penuh lebam, semangat yang menggebu.
"Gemerlap lampu panggung. Seolah menjiwai. Keringat bercampur debu, seakan menyatu dengan nafas yang menderu."
Ada kepuasan tersendiri dibalik semua itu.

Tapi hari ini, sederet kenangan terlintas dalam benaknya. Semua tampak berbeda, tak seindah dulu.

Seseorang berjalan mendekat. Tersamar di gelap malam. Matanya nyaris tak terlihat. Perlahan, semakin dekat. Tidak salah lagi. Dia yang dari masa lalu. Senyum khas-nya begitu menyakitkan.

“Hey, apa yang kau lakukan di sini?”

“Duduk dan bernafas.”

“Hahaha, selalu begitu jawabanmu. Kau tak pernah berubah.”

“Bukankah itu yang ingin kau dengar?”

“Tidak juga. Hmmm… Kenapa? Bukannya kau selalu menikmatinya?”

“Hmm, entahlah… Aku teringat sesuatu.”

“Hey, ayolah… Itu sudah lama sekali. Tidakkah kau coba untuk melupakannya?”

“Pastinya. Tapi tetap saja, tak mudah bagiku. Kau tau itu.”

“Begitu pula denganku.”

“Maksudmu?”

“Kalau aku melupakannya, kenapa aku bisa ada disini?”

“Tapi kau tak pernah mengatakannya.”

“Untuk apa? Sejujurnya aku tak sanggup. Aku hanya tidak ingin menyakitimu.”

“Itukah yang kau pikirkan? Kita sudah sejauh ini, baik buruknya pun sudah kita lewati.”


Hening.

Badannya kaku, tak bisa bergerak. Seakan ada sesuatu menimpanya, begitu menyesakkan. Jam dinding berdetak, perlahan dan semakin jelas. Tubuhnya tersentak, matanya terbelalak.

“Sial, aku ingin lebih lama lagi !” gumamnya.

Ia mengambil gelas dan mengisinya dengan air. Tak sampai setengahnya. Entahlah, itu bukanlah hal yang disukainya.

Sesaat kemudian, rahangnya kaku, tangannya membatu. Dunia seakan berputar-putar.

Sekali lagi, ia tersentak. Dia benar-benar terbangun. “Sial ! Ini terjadi lagi”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar