Cari Artikel

Rabu, 14 Februari 2018

Sendiri (Lagi)

Halo? Berdebu ya?
Pasti kambuh lagi ini tiba-tiba nongol, haha...
Ya udah langsung aja, keburu basi.

Hmm ngomongin cinta? Ah gak ada habisnya. Loh, bahasanya kok lama-lama jadi nyantai gini ya? Mungkin kurang depresi ini biar bisa ngomong agak formal sedikit, haha. Mungkin udah pada bosen ya ngebaca kisahku yang selalu bertepuk sebelah tangan. Entah dengan teman ataupun gebetan. Ah? Gebetan? Kayaknya cuma aku doank yang ngaku-ngaku, haha.

Hampir setahun yang lalu, di tempat ini, aku masih sendirian. Setelah kepergian mereka, hidupku kembali seperti semula, sepi. Ya aku memang lebih suka sendirian, tapi kehadiran teman itu dapat memberikan warna yang berbeda. Tapi semua ada masanya. Mengingat sebagian besar teman-temanku adalah orang perantauan, perpisahan itu adalah hal yang biasa, tidak, bagiku itu hal yang mengerikan. Aku harus memulai lagi dari awal. Mencari lagi, beradaptasi lagi, karena aku sejatinya tidak benar-benar ingin sendiri. Aku tidak mau seumur hidup cuma merasakan kesendirian, terabaikan, seolah aku tak pernah ada. Aku benci berada di dalam situasi itu.

Dan lagi, lagi-lagi terjadi. Anehnya, semua terjadi dengan rentang waktu yang hampir sama. Seharusnya aku terbiasa karena semua ini pasti terjadi dan akan terus berulang. Tapi aku tidak pernah bisa menerimanya. Seolah aku harus merasakan perasaan ini terus menerus. Ya, aku tahu aku tidak bisa meminta semua orang untuk tetap bersamaku. Tapi kenapa? Satu pun? Ah, memang mungkin sudah sepantasnya aku menjadi makhluk tunggal.

Aku tahu aku ini bukan orang baik-baik, susah berinteraksi, emosional dan (sedikit) keras kepala. Orang-orang mau berteman denganku saja aku merasa bahagia. Sesederhana itu. Tapi aku sadar, mereka semua hanya mau menerima sisi putihku saja. Tidak ada satupun orang yang akan menyukai orang-orang hampir gila sepertiku. Aku berlebihan? Ya, namanya saja orang gila.

Lalu selanjutnya apa? Menutup diri dan menjauh sama sekali dengan mereka atau memulai lagi dari awal?

Bagaimana cara lenyap seketika?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar